|
Danau Sagara Anak dan Puncak Rinjani, dari Pelawangan Senaru (Foto: AWS) |
R U Travelers? Travelers yang ingin
mengapai puncak Rinjani, jam 2 pagi sudah harus siap-siap. Sebaiknya
makan meski tidak perlu banyak dan bawalah coklat dan minum. Lumayan perjalanan
menuju puncak dan pulangnya kembali. Sementara yang hanya ingin menikmati sunrise di Sembalun dapat tidur
lebih panjang.
Bagi
penikmat indahnya alam, berada di pinggiran Danau Sagara Anak, danau yang
terbentuk akibat letusan
Gunung Rinjani sebuah keharusan. Air danau yang berwana
biru dan hijau, dan ditengah danau ada anak Gunung Rinjani satu keajaiban alam.
Tak bosan memandangnya dan tak habis rasa kagum. Sang Pencipta sungguh Agung dan sungguh satu
pengalaman tak terlupakan.
|
Danau Sagara Anakan di Pagi Hari (Foto:AWS) |
Lingkar
danau sagara anak dapat dinikmati dan membuat ingin kembali apabila
pengelola taman nasional menata dengan baik. Sekali lagi zona camping tidak
dibuat. Kalaupun ada, hanya beberapa petak dan itu-pun sudah ada sejak saya
mendaki tahun 1997. Padahal jumlah pendaki berlipat ganda mendaki ke Rinjani akibat pengaruh film
dan tanyangan perjalanan yang dimuat di televisi dan gencarnya promosi
pemerintah dan agen perjalanan.
Kami
hanya peduli dengan kualitas air Danau Segara Anak agar tidak tercermar dengan
kotoran manusia, sampah plastik, sabun mandi dan pasta gigi. Dahulu, sumber air
panas masih sangat jernih dan menyenangkan mandi di kolam air panas tetapi pada
musim pendakian banyak yang mendirikan tenda di bantaran tempat-tempat air
panas.
Alternatif, para pendaki dapat menikmatinya apabila disiapkan tempat-tempat
pemandian umum yang airnya dialirkan melalui pipa-pipa sehingga para pendaki
dan pengunjung tidak mandi langsung di sumber-sumber air panas. Ini untuk menjaga kelestarian sumber air panas.
|
Masak Air dengan Kayu Bakar. (Foto: AWS) |
Camping
satu malam dan esok harinya kami berjalan menuju ke Pelawangan Senaru. Kita
memang mengambil jalur senaru, turun dari Rinjani. Kita ingin menikmati
keindahan Puncak Gunung Rinjani dan Danau Sagara Anak dari sisi lain. Memang
luar biasa dan keindahan tiada tara. Yah, memang kaki cukup pegel naik ke terus
ke atas, berjalan menapaki batu-batu cadas. Jadi Travelers, berterimakasih lah kepada
para porter yang luar biasa membawa perlengkapan pendakian.
|
Pepohonan dengan Selimut Kabut (Foto: AWS) |
Memilih
jalur Senaru karena kami ingin merasakan suasana hutan hujan tropis dengan kabut
menyelimuti jalan dan pepohonan. Lumut hijau menempel tebal di pepohonan,
membuat suasana terasa begitu magis. Travelers seakan berjalan di satu tempat,
sunyi, dingin dan dikelilingi dengan ekosistem hutan tropis dataran tinggi yang terbentuk ribuan tahun. Sekalian hirup oksigen murni sebanyak mungkin.
Dalam perjalanan, Travelers akan menjumpai fauna yang ada di hutan tropis Gunung Rinjani seperti monyet dan berbagai burung. Suara merdu burung membantu menghibur kaki pegel dan sisa-sisa tenaga turun ke bawah. Bagus kalau Travelers belajar bahasa latin fauna dan flora yang dijumpai di sepanjang jalan. Photo satu persatu dan ketika ada internet cari di google. Dijamin tidak hanya dapat petualangan tetapi juga pengetahuan.
|
Fauna di Senaru (Foto:AWS) |
Tips
- Travelers, dari Danau Sagara Anak ke Desa Senaru masih cukup panjang, jadi cobalah jalan lebih pagi agar tidak terlalu sore tiba di Desa Senaru.
- Sisakan logistik untuk makan siang dan pintu rimba Senaru ada sejumlah warung yang menjual gorengan dan air mineral. Kalaupun sudah pegel sekali, ada ojek yang dapat mengantar Travelers ke tempat kendaraan umum.
- Cobain Kopi Senaru bagi pengemar kopi, pesan kopi tubruknya.
Labels: Adventure Rinjani, Gunung Rinjani, Mendaki Gunung Rinjani, Traveling Rinjani