Yerusalem: Kota Suci, Kota Tua, Kota Peradaban Masyarakat

Senja di Yerusalem (Foto:AWS) 
R U Travelers? Siapa yang tidak ingin ke kota yang sangat disucikan oleh Agama Islam, Yahudi dan Kristianiti? Kota ini menyimpan begitu banyak cerita, catatan sejarah, polemik, perebutan kuasa dan kontroversi dari satu jaman ke jaman yang lain. Tidak ada kota berkali hancur dan berkali juga dibangun dan tetap menjadi sentral peradaban dunia. 

Sejak kecil, kita mendengar dan mendapatkan cerita perkembangan peradaban manusia, satu di antara tempat yang selalu dirujuk adalah Kota Yerusalem. Media di Indonesia kerap memberitakan kota ini karena terkait dengan negosiasi dan tarik menarik kuasa wilayah Yerusalem dan sekitarnya, antara Pemerintah Israel dan Pemerintah Palestina. Tak jarang, tarik kuasa melibatkan berbagai bentuk kekerasan.


Realita yang dipotret oleh media lalu dibaca atau ditonton oleh kita mempengaruhi persepsi kita tentang Kota Yerusalem. Persepsi kita Kota Yerusalem penuh dengan ketegangan. Karena itu, kota ini tidak aman untuk dikunjungi. 

Masjid Al-Aqsa (Foto:AWS)
Tapi rasa ingin berkunjung ke tempat suci tiga agama samawi mengalahkan potret tidak aman Kota Yerusalem. Ketika kami mengetahui travel agent yang mengatur perjalanan Umroh menawarkan perjalanan ke Yerusalem, kami pun memutuskan untuk ikut. 

Pimpinan Travel Agent Caraka mengatakan kepada kami,"tidak perlu khawatir, Kota Yerusalem dan sekitarnya aman. Media terlalu membesarkan dan kita sulit membedakan Tepi Barat dan Kota Yerusalem." 

Untuk mengunjungi Kota Yerusalem dan sekitarnya, Travelers dari Indonesia bisa masuk melalui Mesir atau melalui Yordania. Pengurusan ijin masuk dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama kita mengisi formulir yang disertai dengan photokopi passport dan pasphoto. 

Penjual Sayuran di Depan Gerbang Kota Lama Yerusalem (Foto:AWS)
Sampai kita di Mekah dan Madina, konfirmasi dari Travel Agent di Yerusalem yang menjadi focal point Travel Agent Caraka belum memberikan jawaban apakah kita diberi ijin masuk ke Israel atau tidak. Barulah waktu kita tiba di Yordania, nama-nama yang diijinkan masuk ke Israel ke luar dari Pemerintah Israel. 

Satu dari rombongan kami tidak mendapatkan ijin masuk. Berbagai analisa muncul mengapa teman kami tidak diberi ijin masuk. Mulai analisa yang sangat serius sampai tak masuk akal terlontar. Sebelum ke wilayah perbatasan Yordania ke Israel, kami diberikan briefing kalau penjagaan sangat ketat sekali. 

Meski sudah diberi ijin masuk, pihak imigrasi Israel bisa membuat keputusan sepihak bila mereka anggap ada yang janggal. Jadi siap-siap kalau harus kembali ke Yordania. Tapi jangan khawatir kata Pimpinan Travel Agent Caraka. Focal point kami di Yordania akan menuggu di wilayah perbatasan Yordania sampai kita bisa masuk semua dan meneruskan perjalanan ke Yerusalem.   

Church of the Holy Sepulchre (Foto:AWS)
Bis yang kami tumpangi melintasi gurun dan menyeberangi satu jembatan panjang untuk masuk ke wilayah Israel. Gulungan kawat berduri, pos pemantau dan puluhan tentara Israel terlihat berjaga-jaga dengan senjata lengkap. Suasana tegang menyelimuti kami semua. Takut terkena tembakan dan khawatir tidak bisa masuk. 

Ketika kami tiba, petugas keamanan perbatasan Israel meminta kami membawa tas untuk masuk ke pemeriksaan pertama. Kami berjalan menuju pos pertama untuk mengambil formulir untuk diisi. Pemeriksaan pertama dan pemeriksaan kedua mengecek kelengkapan dokumen dan passport. 

Karena tidak semua rombongan bisa berbahasa Inggris terutama Ibu dan Ibu Mertua maka sepanjang jalan minta menghafal beberapa dialog seperti kalau ditanya tujuan maka jawaban berkunjung ke Yerusalem dua malam dan nama hotel di Yerusalem. 

Kubah Emas "Shakrah" (Foto:AWS)
Karena takut pihak imigrasi Israel mengecap passport, satu dialog yang dihafal, "tolong passport kami jangan dicap." Kalau dicap maka kalau ingin Umroh atau menunaikan ibadah haji, Pemerintah Arab Saudi biasanya tidak memberikan visa. Politik.   

Dialog tersebut membuat petugas Imigrasi Israel merasa tersinggung. Mereka memanggil saya dan mengatakan tolong jangan ajarkan apa yang kami boleh dan tidak boleh lakukan. Tolong sampaikan ini ke semua rombongan. Kami-pun tidak lagi menyampaikan itu. 

Akhirnya ketegangan itu berlahan lenyap ketika satu persatu kami diberi stiker ijin masuk. Kami-pun masuk ke dalam bis yang telah menunggu, perjalanan menuju Kota Yerusalem dimulai.          

Tips Buat Travelers

Pertama, Kota Lama Yerusalem satu di antara warisan dunia yang harus dilindungi keberadaannya. Bagi Umat Muslim, Masjid Al-Aqsa, satu dari tiga Masjid yang dianjurkan sholat karena ganjaran pahala yang sangat berlimpah. 

Kedua, Meski ada ketegangan, Kota Yerusalem cukup aman untuk dikunjungi. Indonesia tidak memiliki kantor kedutaan sehingga pengurusan visa dilakukan di wilayah perbatasan. Cari Travel Agent yang biasa mengatur trip ke Yerusalem. Caraka Travel Agent satu diantaranya. 

Ketiga, eksplorasi Kota Lamanya. Jalan dan jangan khawatir tersesat. Kalau ingin eksplorasi, bawalah peta. 

Keempat, Travelers tidak akan pernah menyesal akhirnya ke Yerusalem.    


























Labels: , ,